Waspadai Malaria...
Malaria adalah penyakit yang umum ditemukan di negara beriklim tropis dan subtropis dan merupakan penyakit endemik di Indonesia. Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Penyakit ini menyebar lewat gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, dapat menimbulkan komplikasi berat yang dapat berujung pada kematian.
Infeksi malaria dapat terjadi hanya dengan satu gigitan nyamuk saja. Penyakit ini tidak menular secara langsung dari satu individu ke individu lainnya. Penularan dapat terjadi apabila ada kontak dengan darah penderita, misalnya seorang ibu hamil menularkan kepada janin yang dikandungnya.
Berdasarkan data dari World Health Foundation, diperkirakan terdapat 219 juta kasus yang terjadi di 87 negara pada tahun 2017. Pada tahun yang sama, angka kematian akibat malaria pun cukup tinggi, yakni sekitar 435.000 jiwa. Daerah dengan kasus kejadian terbanyak adalah negara-negara di Afrika, Asia Tenggara, Mediterania Timur, dan Pasifik Barat.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ada sekitar 10,7 juta penduduk Indonesia yang tinggal di daerah rentan terhadap penyakit malaria, seperti Papua, Papua Barat, dan NTT. Namun, angka ini terus mengalami penurunan seiring dengan berjalannya program Indonesia bebas penyakit malaria pada tahun 2030.Anak-anak di bawah 5 tahun adalah kelompok usia yang paling rentan terkena penyakit ini. Pada tahun 2017, sebanyak 61% (266.000) dari seluruh kasus kematian akibat penyakit ini adalah anak-anak.
Komplikasi Malaria
Malaria adalah penyakit serius yang bisa berakibat fatal apabila tidak segera didiagnosis dan ditangani. Efek dari malaria biasanya lebih berat jika terjadi pada wanita hamil, orang tua, anak-anak, dan bayi.
Beberapa komplikasi serius akibat malaria, termasuk:
- Anemia berat. Sel-sel darah merah tidak dapat membawa cukup oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan rasa kantuk dan penderita merasa lemas.
- Malaria cerebral. Dalam kasus yang jarang terjadi, pembuluh darah kecil yang menuju ke otak dapat terhambat atau bahkan tersumbat. Ini menyebabkan kejang, kerusakan otak, dan koma.
- Kegagalan fungsi organ tubuh. Malaria dapat mengakibatkan gagal ginjal, gagal fungsi organ hati, dan pecah organ limpa.
- Gangguan pernapasan. Penumpukan cairan di paru-paru yang akan menyulitkan Anda bernapas.
- Hipoglikemia. Kadar gula dalam darah abnormal.
- Dehidrasi.
- Tekanan darah menurun tiba-tiba.
- Malaria
Diagnosis Malaria
Diagnosis malaria dapat dipastikan dengan memerhatikan gejala yang dialami penderita, pemeriksaan fisik, serta tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test/RDT). RDT dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan jenis parasit yang menyebabkan malaria.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan sampel darah penderita. Dalam 20 menit, biasanya hasilnya sudah bisa didapat. Hasil RDT sangat penting dalam menentukan tipe pengobatan antimalaria yang akan diberikan kepada penderita. Pemeriksaan darah juga akan dilakukan untuk mengetahui apakah pasien juga menderita anemia. Anemia adalah salah satu komplikasi yang dapat terjadi sebagai akibat dari malaria.
Penyebab Malaria
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium. Parasit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Ada banyak jenis Plasmodium, tetapi hanya lima yang dapat menyebabkan infeksi di tubuh manusia. Nyamuk ini biasanya menggigit manusia pada malam hari. Ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit manusia, parasit masuk ke tubuh melalui aliran darah.
Dari lima jenis parasit Plasmodium yang dapat menginfeksi manusia, kasus yang paling banyak ditemukan di Indonesia hanya dua jenis:
Waktu kemunculan gejala dari gigitan nyamuk atau masa inkubasi adalah: 9 hingga 14 hari pada malaria akibat Plasmodium falciparum dan12 hingga 18 hari pada malaria akibat Plasmodium vivax.
Gejala Malaria
Gejala malaria paling cepat muncul sekitar satu minggu setelah Anda digigit nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Umumnya, masa inkubasi (waktu antara gigitan nyamuk malaria dan dimulainya gejala) berlangsung 7-18 hari. Lamanya masa inkubasi tergantung jenis parasit yang menginfeksi. Bahkan, ada kasus malaria yang gejalanya baru muncul setahun setelah terinfeksi.
Sayangnya, gejala penyakit ini cenderung tidak disadari pada awal infeksi terjadi. Setelah menginfeksi tubuh, penyakit malaria memang membutuhkan waktu sebelum akhirnya menunjukkan gejala. Biasanya, gejala malaria akan mulai muncul pada 10–15 hari setelah gigitan nyamuk. Selain waktu yang lama, gejala yang muncul pun terlihat umum sehingga sering disalahartikan sebagai penyakit lain.
Sekilas, tanda penyakit malaria terlihat mirip dengan gejala pilek atau flu, yaitu sakit kepala, demam, mudah merasa lelah, serta pegal-pegal. Seiring berjalan waktu, barulah gejala-gejala lain mulai bermunculan. Setelah beberapa hari, gejala malaria yang lain mulai muncul, seperti muntah-muntah, diare, hingga kulit berubah kuning. Perubahan warna pada kulit ini terjadi karena tubuh banyak kehilangan sel darah merah, dan bisa berkembang menjadi gagal ginjal.
Dalam kasus yang lebih parah, malaria bisa menyebabkan seseorang mengalami koma. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui dan mengenali gejala penyakit yang terjadi. Jika mengalami gejala mencurigakan dan tak kunjung reda dalam dua minggu, segera lakukan pemeriksaan untuk memastikan penyebab munculnya gejala. Mengingat penyakit malaria mungkin berujung pada komplikasi berbahaya, bahkan kematian.
Malaria memiliki gejala yang serupa dengan DBD, yaitu demam. Namun, demam yang terjadi pun berbeda. Pada DBD, demam yang terjadi biasanya merupakan demam tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari, dan disertai gejala lainnya seperti nyeri otot, bintik-bintik pada kulit, mimisan, hingga gusi berdarah.
Sementara pada malaria, demam yang terjadi biasanya tergantung pada jenis parasit yang menyebabkannya. Ada malaria tertiana yang ditandai dengan gejala demam periodik 3 hari sekali, malaria kuartana selama 4 hari sekali, dan tropikana yang ditandai dengan demam yang terus-menerus. Demam pada malaria diawali dengan fase menggigil, kemudian demam berkeringat, yang diiringi dengan nyeri otot, mual, dan muntah.
Dalam mendiagnosis malaria dan DBD, dokter biasanya mengecek riwayat pengidap terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan malaria biasanya terjadi di daerah-daerah endemis. Saat seseorang menunjukkan gejala penyakit malaria, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan. Hal pertama yang diperiksa adalah riwayat tinggal, dokter akan menanyakan apakah orang tersebut tinggal atau baru saja berpergian ke daerah yang memiliki banyak kasus malaria. Baru setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel darah.
Pada beberapa jenis malaria, demam muncul setiap 48 jam. Ketika suhu tubuh sedang turun, Anda akan merasa kedinginan dan menggigil. Lantas, timbul demam yang disertai keringat berlebihan dan rasa lelah. Gejala-gejala tersebut dapat berlangsung selama 6-12 jam. Gejala malaria lainnya dapat berupa nyeri otot dan diare.
Kasus malaria paling berbahaya disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum. Jika tidak ditangani dengan cepat, malaria jenis ini dapat menyebabkan komplikasi yang dapat berakibat fatal, seperti masalah pernapasan atau kegagalan fungsi organ tubuh.
Cara Malaria Menyerang Tubuh
Penyebaran malaria dilakukan oleh nyamuk Anopheles betina yang sudah terinfeksi parasit Plasmodium. Nyamuk akan terinfeksi apabila menggigit penderita malaria. Kemudian, nyamuk akan menyebarkan parasit pada manusia lain melalui gigitannya. Biasanya nyamuk ini menggigit pada malam hari.Pada saat gigitan, parasit Plasmodium ditularkan dan masuk ke dalam tubuh, kemudian parasit akan menyebar ke arah organ hati dan mulai berkembang biak.
Secara perlahan, parasit penyebab penyakit malaria akan menyerang sel darah merah, yang sangat berperan sebagai pembawa oksigen dalam tubuh. Pada proses inilah dimulai serangan pada sel darah. Parasit yang sudah masuk akan bertelur, berkembang biak,dengan interval reguler, sel darah merah yang sudah penuh parasit malaria akan meletus. Ini menyebabkan ada lebih banyak lagi parasit yang berada di dalam aliran darah.Sel darah merah yang sudah terinfeksi ini meletus setiap dua hingga tiga hari. Pada saat hal itu terjadi, penderita malaria akan mengalami gejala demam, menggigil, dan berkeringat.
Parasit penyebab malaria memengaruhi sel darah merah, ini menyebabkan penularan juga dapat terjadi apabila terjadi kontak antara individu dan darah yang terinfeksi.
Meski jarang sekali terjadi, proses berikut dapat menularkan infeksi malaria juga: Penderita malaria yang sedang hamil dapat menularkannya ke janin yang sedang dikandung, berbagi jarum suntik dengan penderita malaria dan transfusi darah.
Pencegahan Malaria
Penularan penyakit malaria dapat dicegah dengan meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian terhadap risiko gigitan nyamuk dan kebersihan lingkungan.
Cara paling efektif untuk mencegah malaria adalah dengan menjaga diri agar tidak tergigit nyamuk. Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut ini:
- Memakai lotion antiserangga
- Menggunakan pakaian yang bisa maksimal menutupi kulit
- Membersihkan bak mandi dan mencampurkan abate untuk membasmi jentik nyamuk
- Menjaga kebersihan dengan menyingkirkan genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk
- Memakai kelambu di kamar tidur
- Memasang jaring penutup pintu dan jendela
- Memakai obat nyamuk secara teratur
- Jika Anda berencana pergi ke daerah endemik malaria, sebaiknya konsumsi obat antimalaria terlebih dahulu agar menurunkan risiko terjangkit parasit penyebab malaria.
Pengobatan Malaria
Penderita malaria dapat sembuh total jika malaria diobati dan ditangani dengan benar. Proses pengobatan harus segera dimulai setelah diagnosis diketahui. Obat antimalaria yang akan diberikan dokter tergantung pada faktor berikut: Jenis parasit yang menyebabkan malaria, tingkat keparahan malaria yang diderita dan kehamilan penderita.
Beberapa jenis malaria diketahui resisten terhadap obat-obatan tertentu. Misalnya, malaria yang banyak ditemukan di Indonesia tidak akan bisa sembuh jika diberikan obat antimalaria chloroquine. Jika terjadi kasus demikian, dokter akan menyarankan kombinasi obat antimalaria. Apabila kasus malaria yang diderita cukup parah, obat akan diberikan dalam bentuk cairan infus di rumah sakit.
Untuk penderita malaria yang sedang hamil, risiko terjadinya malaria parah akan meningkat. Baik ibu maupun janin yang dikandung dapat mengalami komplikasi serius. Dokter yang merawat penderita akan melibatkan dokter kandungan agar pengobatan sesuai dengan kondisi.
Jadi, jika memiliki beberapa gejala seperti yang disebutkan di atas, dan berlangsung selama beberapa minggu atau menjadi lebih parah, segera kunjungi dokter. Jangan hanya menganggap itu sebagai penyakit biasa, sebab banyak penyakit ini lebih mudah diatasi jika dilakukan pemeriksaan sedini mungkin. Penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat sehingga pengobatan bisa lebih cepat. Penyakit ini sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Parasit penyebab malaria yang masuk ke dalam tubuh akan menyerang sel darah dan organ hati. Jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa memicu komplikasi yang berbahaya, bahkan berujung pada hilangnya nyawa.
(sumber : klikdokter.com/halodoc.com/hellosehat.com)
Tidak ada komentar